Kebiasaan Minum Manis Bisa Picu Infeksi Otak, Penjelasan Dokter Jakarta, 19 April 2025 – Siapa sangka, kebiasaan menikmati minuman manis setiap hari seperti teh tarik, kopi susu, dan boba bisa memberikan dampak serius bagi kesehatan otak? Bukan hanya risiko diabetes yang meningkat, tapi juga kemungkinan terjadinya peradangan dan infeksi pada otak akibat konsumsi gula yang berlebihan.
Sejumlah dokter dan pakar nutrisi kini mulai mewaspadai tren konsumsi minuman tinggi gula yang terus meningkat di kalangan masyarakat, terutama anak muda. Lalu, bagaimana mekanisme gula terhadap kerusakan sistem saraf pusat?
Infeksi Otak Dampak Konsumsi Gula Berlebih terhadap Otak
Memicu Peradangan Kronis di Jaringan Otak
Menurut Dr. Rendy Artawan, spesialis gizi klinik, gula dalam jumlah berlebih bisa memicu reaksi peradangan di otak. Kondisi ini terjadi ketika glukosa dalam darah terus-menerus tinggi sehingga memicu stres oksidatif dan mempengaruhi sel-sel saraf.
Beberapa studi menemukan bahwa konsumsi gula berlebih meningkatkan senyawa bernama AGEs (advanced glycation end-products) yang bisa merusak sel dan mempercepat proses degeneratif di otak.
“Inflamasi di otak dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson,” ujar dr. Rendy.
Meningkatkan Risiko Infeksi Otak secara Tidak Langsung
Gula juga bisa memperlemah sistem imun tubuh. Ketika imunitas menurun, tubuh lebih rentan terhadap infeksi, termasuk infeksi pada sistem saraf pusat seperti meningitis atau ensefalitis. Dalam beberapa kasus ekstrem, pasien dengan konsumsi gula tinggi dan daya tahan rendah mengalami komplikasi neurologis akibat infeksi.
Efek Gula Terhadap Fungsi Kognitif dan Mental
Menurunnya Daya Ingat dan Konsentrasi
Penelitian dari University of California mengungkapkan bahwa konsumsi gula tinggi dapat menurunkan kemampuan belajar dan mengingat. Hal ini dikaitkan dengan penurunan fungsi hippocampus, area otak yang berperan penting dalam pembentukan memori.
Bahkan pada anak-anak, konsumsi minuman manis setiap hari berhubungan dengan rendahnya performa akademik dan masalah perilaku.
Gula Bisa Memicu Gejala Depresi dan Kecemasan
Selain merusak jaringan otak, gula juga berdampak terhadap keseimbangan hormon mood seperti serotonin dan dopamin. Lonjakan gula yang terus-menerus membuat otak ‘ketagihan’ akan lonjakan energi instan. Tapi ketika kadar gula turun drastis, muncul efek seperti:
- Mudah marah
- Sulit fokus
- Rasa cemas berlebih
- Mood swing
Kondisi ini jika terus berulang bisa menyebabkan gejala depresi ringan hingga sedang.
Kebiasaan Minum Manis dan Kecanduan yang Tidak Disadari Infeksi Otak
Rasa Manis Merangsang Sistem Reward Infeksi Otak
Setiap kali kita minum minuman manis, otak melepaskan dopamin—senyawa kimia yang memberikan rasa senang. Namun jika dilakukan terus-menerus, tubuh akan mengalami toleransi dopamin, di mana seseorang butuh dosis gula lebih tinggi untuk merasakan efek yang sama.
Inilah mengapa banyak orang merasa sulit berhenti minum boba, teh manis, atau kopi susu kekinian. Tanpa disadari, ini adalah bentuk kecanduan gula yang memengaruhi sistem neurologis.
Tips Mengurangi Risiko Kerusakan Otak Akibat Minuman Manis
Langkah Kecil yang Berdampak Besar
Jika kamu termasuk penggemar minuman manis, berikut langkah sederhana untuk mulai menjaga otak dan tubuh:
- Ganti minuman manis dengan infused water atau teh tawar
- Pilih minuman dengan gula alami dari buah
- Kurangi porsi dan frekuensi pembelian minuman kekinian
- Perbanyak makanan yang kaya omega-3, seperti ikan dan kacang-kacangan
- Tidur cukup dan olahraga teratur untuk menjaga fungsi otak tetap sehat
Manis di Mulut, Bahaya di Otak
Minuman manis memang nikmat, tapi bila dikonsumsi berlebihan dan terus-menerus, bisa menjadi bumerang bagi kesehatan otak. Mulai dari penurunan fungsi kognitif, gangguan mood, hingga peningkatan risiko infeksi otak secara tidak langsung.
Dokter menyarankan agar masyarakat lebih bijak dalam mengatur konsumsi gula harian dan tidak menjadikan minuman manis sebagai bagian dari rutinitas. Sayangi otakmu, karena otak sehat adalah kunci hidup produktif dan bahagia.